Bisnis Budidaya Jenitri



Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. 

Jenitri

Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, 80% kebutuhan Rudraksha di dunia dipasok dari Indonesia. 

Dari beberapa daerah tersebut, biji Jenitri yang paling terkenal berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan ini mayoritas ditanami pohon Jenitri.

Budidaya Jenitri
Tanaman Jenitri memiliki siklus panen setengah tahun sekali dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Tanaman yang berbuah pada usia tanam 3 - 5 tahun ini biasanya akan dipanen pada bulan Juli hingga Desember. 

Perawatan intensif diperlukan ketika pohon Jenitri masih kecil atau pada tahun pertama setelah penanaman. Setelah itu pohon Jenitri hanya membutuhkan perawatan ringan sembari menunggu berbuah dan panen.

1. Persiapan Bibit Pohon Jenitri

Bibit pohon Jenitri sebaiknya berasal dari cangkok atau okulasi. Bibit pohon Jenitri yang berasal dari cangkok atau okulasi memiliki beberapa kelebihan lebih capat berbuah di bandingkan dengan bibit yang berasal dari biji. Namun bibit yang berasal dari cangkok biasanya harganya lebih mahal. Adapun caran membuat bibit dari biji adalah sebagai berikut :
Pilihlah biji Jenitri yang sudah tua dan rendamlah biji teresebut.
Siapkan polybag yang sudah diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
Benamkan biji Jenitri pada polybag yang telah di siapkan tersebut.
Siramlah sekali setiap hari, dalam beberapa hari biji Jenitri akan tumbuh.
Biarkan biji yang tumbuh tersebut hingga ketinggian 30 - 50 cm sebelum di pinahkan ke lahan budidaya.

2. Penanaman Bibit Pohon Jenitri

Siapkan lubang tanam pada lahan budidaya dengan jarak 4 - 6 m. Lubang di buat berukuran lebar 30-50cm dengan kedalaman 50 cm.
Isi lubang tersebut dengan campuran pupuk kandang dan tanah humus dengan perbandingan 1:1
Tanamlah bibit buah Jenitri pada media yang sudah disiapkan. Penanaman sebaiknya di lakukan pada sore hari agar tidak layu atau stress. Kemudian siram dengan air secukupnya.
Berilah pagar atau pelindung dari batang bambu atau kayu untuk melindungi bibit yang baru ditanam.

3. Perawatan Pohon Jenitri

Lakukan perawatan secara intensif pada bibit yang telah tertanam tersebut yaitu dengan cara penyiraman setiap hari, penggemburan tanah, penyiangan gulma, pengendalian hama dan pemupukan dengan pupuk organik maupun anorganik.

Perawatan intensif diperlukan pada tahun pertama setelah penanaman bibit pohon jenitri, selanjutnya dapat di lakukan perawatan sebelum dan setelah berbuah.

4. Pemanenan Buah Jenitri

Jika tumbuh subur maka pohon jenitri akan berbuah pada usia 3 - 5 tahun. Buah yang siap panen yaitu buah yang telah matang, berwarna kehitam seperti anggur matang. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan tangga atau steger dari bambu.

Petiklah buah jenitri dengan hati hati dan pilihlah hanya yang sudah matang saja, yang masih muda berwarna hijua biarkan hingga matang untuk memperoleh mutu biji jenitri yang bagus dan bernilai jual tinggi.

Pasar, Kualitas, & Harga Biji Jenitri

Permintaan biji Jenitri atau Rudraksha India, Nepal, Bangladesh hingga China. Setiap biji Jenitri atau Rudraksha sangat bervariasi harganya, ada satu biji yang yang dihargai Rp25 rupiah, tapi ada juga yang dihargai hingga piluhan juta rupiah. Variasi harga ditentukan oleh beberapa kriteria, seperti jenis biji, ukuran biji, garis atau mukhis, semakin kelihatan atau semakin dalam semakin mahal, daging lebih tebal semakin tebal semakin mahal. 

Jenitri memiliki banyak variasi mukhis antara 1 hingga 30, rata-rata Jenitri memiliki 1-8 mukhis, semakin banyak semakin langka, semakin mahal harganya. Untuk Jenitri dengan 4 mukhis dengan diameter 5,5 mili dihargai Rp1-1,5 juta per kilo. Jenitri dengan mukhis 4-9 dengan Rp1,5 juta per kilo. Sedangkan untuk Jenitri dengan mukhis 8-10 sempat dihargai Rp3 juta per biji, 11-15 mukhis Rp10 juta per biji, dan 16-21 mukhis mencapai Rp17-19 juta per biji. 

Naik turunnya harga Jenitri dipengaruhi oleh permintaan untuk jenis tertentu. Tahun 2014-2015 untuk jenis Medana dengan Mukhis 10 dihargai Rp150 ribu per butir. Namun, karena perubahan selera dan permintaan jenis dan motif Jenitri, harga Jenitri Medana saat ini hanya dihargai Rp150 per butir. 

Setelah jenis Medana, Jenitri jenis Blitar diminati oleh pasar. Untuk KW-1 dihargai Rp20 juta per kalung dengan isi 114 biji, dan untuk KW-3 Blitar dihargai hingga Rp60 ribu per butir. Hingga saat ini permintaan pasar masih untuk Jenis Blitar, harga masih bertahan Rp15 ribu hingga Rp60 ribu per butir.

CARA MENANAM TANAMAN HIAS BUNGA GRADIOL YANG SANGAT MUDAH


Gladiol atau gladiolus adalah salah satu jenis tanaman bunga semusim yang dapat diperbanyak melalui 2 cara yaitu melalui cara generatif (menggunakan benih atau biji) dan cara vegetatif (melalui umbi atau kultur jaringan). Perbanyakan melalui umbi lebih umum digunakan karena hasilnya lebih cepat dibandingkan perbanyakan melalui biji. Terdapat beberapa jenis bunga gradiol, bunga gradiol ini memiliki banyak warna yang indah seperti kuning, biru, merah, ungu dan lain sebagainya.

Tanaman Bunga Gradiol termasuk tanaman berbunga yang mudah dan cepat tumbuh. Namun kondisi yang ideal untuk menanam bunga ini yaitu:
  • Memiliki iklim sejuk, mulai dari dataran rendah hingga tinggi dengan ketinggian 500-1500 mdpl.
  • Memiliki suhu rata-rata 10 hingga 27 derajat celcius
  • Memiliki curah hujan 2000-2500 mm/tahun.

Jika anda ingin menanam atau budidaya tanaman hias bunga gradiol ini sebagai tanaman hias dirumah anda, berikut selngkapnya:

Cara Budidaya Tanaman Hias Gradiol

1. Pertama siapkan dahulu umbi gradiol yang bisa anda dapatkan dengan membelinya di pusat pembibitan tanaman. Pilihlah umbi dengan kualitas bagus. Hindari umbi yang pipih atau kempis, pilih umbi yang besar dan tebal. Hal tersebut karena jika umbi gradiol memiliki diameter yang besar akan memungkinkan jika tanaman menghasilkan bunga yang lebih besar pula. Dengan sedikit perawatan umbi gradiol dapat anda simpan hingga bertahun-tahun.




2. Tanaman Gradiol yang sudah tumbuh besar dan berbunga akan menghasilkan umbi yang baru yang bisa ditanam kembali. Pisahkan induk umbi dengan anakan umbi yang menempel. Pisahkan dengan hati-hati dan pastikan daun tidak terpisah dari umbinya.


3. Letakkan umbi pada koran, keringkan umbi di tempat yang teduh dan kering selama 2-3 minggu.

4. Setelah itu, bersihkan umbi dari debu dan sisa yanaha yang masih menepel pada kulit luar. Lalu hilangkan lapisan kulit kering pada umbi dengan menggunakan tangan.

5. Umbi siap ditaman pada tahun berikutnya

BEBERAPA JENIS BAMBU YANG ADA DI INDONESIA


Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik.

Bambu merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota famili Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu termasuk jenis tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari.

Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman yang disebut juga sebagai buluh, aur, dan eru ini. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia yang 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia.

Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia.
  • Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
  • Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
  • Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
  • Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa.
  • Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
  • Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
  • Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa.
  • Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.


Bambu Tutul (Bambusa maculata)
  • Bambusa multiplex (Bambu Cendani; Mrengenani) di Jawa.
  • Bambusa polymorpha Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tulda Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tuldoides (Haur Hejo) di Jawa
  • Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku.



Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
  • Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
  • Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
  • Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. (Bambu Batu) di Jawa.
  • Dinochloa scandens (Bambu Cangkoreh; Kadalan) di Jawa.
  • Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa.



Bambu Apus (Gigantochloa apus)

  • Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong) di Jawa.



  • Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
  • Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi Kekes) di Jawa.



Bambu Legi (Gigantochloa atter)
  • Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera.
  • Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa.
  • Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan.
  • Gigantochloa manggong Widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa.
  • Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Jawa.
  • Gigantochloa pruriens (buluh Rengen) di Sumatera.
  • Gigantochloa psedoarundinaceae (Bambu Andong; Gambang Surat; Peri) di Jawa.
  • Gigantochloa ridleyi Holtum. (Tiyang Kaas) di Bali.
  • Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo) di Sumatera
  • Gigantochloa verticillata (bambu Hitam)
  • Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. Di Jawa.
  • Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul) di Jawa.
  • Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil) di Jawa.
  • Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
  • Schizotachyum brachycladum Kuez. (Bambu Buluh Besar; Buluh Nehe; Awi Buluh; Ute Watat; Tomula) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
  • Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh Bungkok) di Sumatera.
  • Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi) di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian.
  • Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur) di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
  • Schizotachyum zollingeri Stend. (Bambu Jala; Cakeutreuk; Bambu Lampar) di Sumatera dan Jawa.
  • Thryrsostachys siamensis Gamble. (Bambu Jepang) di Jawa.
Di Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), Transportasi, Pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.

Meski memiliki banyak spesies dan dulu tersebar luas di Indonesia, kini beberapa jenis bambu mulai langka dan sulit ditemukan. Kelangkaan ini terjadi lebih disebabkan oleh konversi lahan menjadi daerah pemukiman.

Kalau di desa saya, bambu masih tumbuh dengan suburnya meskipun terbatas pada jenis Bambusa arundinacea (Bambu Ori) dan terkadang Bambu Apus (Gigantochloa apus). Bagaimana dengan di tempat sobat?.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Ordo: Poales; Famili: Poaceae; Bangsa: Bambuseae.

PENATAAN LAHAN MIRING DENGAN METODE SALT


Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT) merupakan salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan memanfaatkan lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya untuk tanaman keras.

Di sisi lain, kebutuhan bahan pangan semakin tinggi, mengingat jumlah populasi penduduk yang terus meningkat saban harinya. Oleh karena itu ekstensifikasi lahan pertanian pangan menjadi salah satu pilihan yang tak bisa dihindari. Sehingga pemanfaatan lahan miring untuk kegiatan pertanian menjadi salah satu pilihan yang realistis ditengah keterbatasan lahan yang ada.

Pada tahun 1971, di Filipina diperkenalkan sebuah metode untuk menata lahan miring oleh Mindanao Baptist Rural Life Center (MBRLC). Dikemudian hari, teknik yang populer dengan nama SALT tersebut diakui sebagai salah satu metode terbaik dalam menata lahan miring. Teknik SALT diyakini mampu meminimalkan erosi, membantu mengembalikan struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan produksi tanaman, mudah dipraktekkan karena menggunakan alat sederhana, membutuhkan tenaga yang rendah sehingga cocok untuk petani berlahan sempit, dan tidak membutuhkan modal besar. Setidaknya, ada 10 langkah untuk menerapkan teknik menata lahan miring dengan metode SALT, berikut langkah-langkahnya.

Langkah 1. Membuat alat kerja

Gambar 1. Menggunakan frame A

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menata lahan miring adalah membuat alat kerja yang dinamakan Frame A. Sebuah alat yang berbentuk menyerupai huruf A, terbuat dari kayu ataupun bambu. Alat ini bisa dibuat sendiri dengan mudah. Caranya, pilih tongkat kayu atau bambu yang kuat tetapi jangan terlalu besar. Potonglah tongkat tersebut dengan panjang 1,5 meter sebanyak 2 buah, yang nantinya akan berfungsi sebagai kaki penopang. Kemudian buat lagi potongan tongkat lain dengan panjang ½ meter, yang akan dipakai untuk bagian palang. Satukan salah satu ujung dari kedua tongkat yang berfungsi sebagai kaki penopang, bisa dengan cara diikat ataupun dipaku. Kemudian ujung lainnya letakkan ditanah yang datar, beri jarak sejauh 1 meter antar ujung tersebut sehingga membentuk segitiga. Pasang dan ikatkan, tongkat yang ketiga pada segitiga tersebut sehingga membentuk huruf A. Paku atau ikat dengan kuat. Frame A ini akan digunakan untuk membuat garis lintasan.

Langkah 2. Membuat garis lintasan

Gambar 2. Menemukan garis lintasan

Menemukan titik-titik lintasan
Tahap selanjutnya dalam menata lahan miring adalah menentukan titik-titik lintasan. Sebaiknya untuk menentukan titik-titik lintasan ini diikerjakan oleh 2 orang, satu memegang alat Frame A, satu lagi menancapkan patok pada setiap titik yang ditandai. Pertama-tama potonglah tongkat kayu atau bambu sepanjang 30 cm untuk patok atau tiang pancang. Banyaknya patok disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan luas lahan yang akan kita tata. Bersihkan lahan dari semua rintangan dan semak belukar untuk memudahkan menentukan titik lintasan dan memberi tanda.

Pilih sembarang titik dimana garis lintasan akan dibentuk. Mulailah bekerja pada areal yang paling tinggi. Cara mengerjakannya sebagai berikut, letakan salah satu kaki (kita sebut saja kaki belakang) dari Frame A di atas tanah. Cari tempat untuk meletakkan kaki yang lain (sebut saja kaki depan) di atas tanah yang tingginya sama dengan kaki belakang. Untuk memastikan ketinggian tanah antara kaki belakang dan kaki depan telah sama, gunakan benang yang diikatkan pada ujung segitiga Frame A bagian atas. Sedangkan ujung benang lainnya diberi pendulum, boleh paku atau benda lainnya. Apabila garis benang tersebut membagi bidang Frame A sama besar (lihat Gambar 1), bisa dikatakan kedua permukaan tanah sama tinggi. Fungsi benang dan pendulum bisa juga digantikan dengan meletakkan water pass pada palang Frame A, dimana gelembung air harus berada di tengah.

Ketika kita dapat meletakkan kedua kaki Frame A pada ketinggian tanah yang sama, berarti kita sudah berhasil menentukan titik lintasan. Berilah tanda dengan patok yang telah dibuat pada kaki bagian belakang. Selanjutnya, putarlah kaki belakang Frame A dimana kaki bagian depan berfungsi sebagai poros (jangan diangkat). Sekarang kaki belakang jadi kaki depan dan kaki depan jadi kaki belakang. Carilah permukaan tanah yang mempunyai ketinggian yang sama dengan kaki yang menjadi poros. Nah, sekarang angkat bagian poros dan tandai dengan patok. Begitu selanjutnya untuk menentukan titik-titik lintasan.

Menentukan garis lintasan
Gerakkan Frame A terus menerus ke arah depan dengan cara seperti diatas. Berilah tanda dengan patok pada setiap titik yang didapatkan (lihat Gambar 2). Lakukan terus langkah tersebut hingga tiba pada titik terakhir dari areal lahan kita. Kemudian tarik garis yang menyambungkan titik yang telah dibuat. Sekarang kita sudah menemukan garis lintasan.

Gambar 3. Mengukur garis lintasan

Jarak Antar Garis Lintasan
Lakukan langkah membuat garis lintasan seperti di atas untuk membuat lintasan-lintasan dibawahnya. Cobalah membuat beberapa garis lintasan yang mungkin. Ingatlah, semakin dekat batas garis antar lintasan maka peluang untuk erosi berkurang. Juga peluang untuk memproduksi unsur hara dalam bentuk biomassa semakin besar dan memungkinkan tanamanan tumbuh dengan baik.

Ada 2 kriteria untuk menentukan jarak antar lintasan: garis vertikal dan garis horizontal. Secara vertikal, sebaiknya garis berikutnya tidak lebih dari 1 meter dibawahnya untuk mencegah erosi berlebihan. Pada bagian yang kemiringannya ekstrim atau curam, jaraknya harus lebih pendek. Sementara itu, pada lahan yang datar, sebaiknya jarak horizontal antar garis tidak lebih dari 5 meter untuk memaksimalkan manajemen kesuburan tanah.
Langkah 3. Menyiapkan garis lintasan

Gambar 4. Menyiapkan garis lintasan

Setelah garis-garis lintasan dibuat, selanjutnya lakukan pengolahan tanah atau pembajakan diantara garis-garis tersebut, bisa dengan bajak ataupun cangkul. Pengolahan tanah dilakukan memanjang mengikuti alur garis hingga ke ujung lahan. Lebar setiap areal pembajakan usahakan sebesar 1 meter. Patok atau pancang akan memandu kita ketika pembajakan. Tidak usah dipaksakan untuk membajak semua areal diantara garis lintasan. Sisa-sisa yang tidak terbajak akan berguna sebagai penahan erosi, karena akan diperuntukan bagi tanaman penyeling.

Garis-garis lintasan yang telah dibuat akan membentuk pola bedengan atau terasering yang mengikuti kontur permukaan lereng gunung atau lahan miring. Dengan mengikuti bentuk kontur asli, erosi dan resiko tanah longsor akibat pengolahan tanah bisa ditekan minimal.

Langkah 4. Menanam tanaman sumber nitrogen

Pada setiap garis lintasan dibuat 2 buah alur pada jarak ½ meter (lihat gambar 4), sehingga membentuk lintasan yang kita sebut gang. Tanamlah tanaman sumber nitrogen pada setiap alur gang kemudian tutup dengan tanah. Salah satu tanaman sumber nitrogen adalah tanaman pagar leguminosa. Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan untuk tumbuh di areal tandus dan kering. Hal tersebut membuat tanaman ini sangat baik untuk mengembalikan kesuburan tanah pada perbatasan aliran sungai, areal yang miring dan areal lain yang sudah gundul. Melalui daun-daun yang jatuh akan memperkaya dan membuat tanah menjadi subur. Sebagai tambahan, tanaman leguminosa mampu bersaing dengan rumput-rumput keras, dimana umumnya tanah-tanah tersebut sudah kehabisan unsur hara karena sistem pertanian konvensional.

Contoh lain tanaman sumber nitrogen adalah Flemingia macrophylla, Desmodium rensonii, Gliricidia sepium, dan Calliandra calothyrsus. Tumbuhan terebut contoh yang paling baik dari tumbuhan campuran nitrogen sebagai pagar tanaman pada pertanian SALT. Tanaman pagar lainnya adalah Indigofera tysmane, Calliandra tetragona, Leucaena luecocephala dan Leucaena diversifolia. Harus juga diingat, kita harus memilih tanaman tumbuhan nitrogen yang cocok dengan iklim dan kondisi tanah.

Langkah 5. Mengolah lahan alternatif gang

Jika kita ingin menanami gang sebelum tumbuhan pelengkap nitrogen tumbuh dengan baik, olahlah pada gang berselang seling, misalnya gang ke 2,4,6,8, dan seterusnya. Pengolahan alternatif ini akan mencegah terjadinya erosi karena gang yang tidak perlu di bajak akan menahan tanah yang dibajak. Jika tanaman pelengkap nitrogen telah tumbuh dengan baik maka kita sudah bisa menanami tanaman pada setiap gang.

Langkah 6. Menanam tanam tanaman permanen

Gambar 5. Menanam tanaman permanen

Tanamlah tanaman permanen pada setiap gang ke-3. Tanaman permanen ini bisa ditanami bersamaan waktunya dengan tanaman campuran nitrogen. Hanya pada titik-titik yang kosong yang ditanami dan digali, kemudian setelah tumbuhan campuran nitrogen berumur 8 bulan atau tinggi 1 meter, maka lahan sudah dapat diolah secara maksimal. Adapun contoh dari tanaman permanen adalah durian, rambutan, manggis, duku, pisang, kopi atau tanaman lain yang memiliki tinggi yang sama. Tanaman yang pohonnya tinggi sebaiknya ditanaman pada lereng yang paling bawah sedangkan tanaman yang tidak begitu tinggi ditanam pada lereng yang paling atas.

Langkah 7. Menanam tanaman berumur pendek dan sedang

Dalam menata lahan miring tanamlah tanaman yang umurnya relatif pendek atau sedang diantara gang atau antara tanaman permanen. Tanaman-tanaman ini menjadi sumber makanan sehari-hari atau bisa juga menjadi sumber pendapatan rutin menunggu tanaman permanen menghasilkan buah. Adapun contoh tanaman yang umurnya pendek atau sedang adalah nenas, jahe, kunyit, kacang kedelai, kacang tanah, melon, semangka, jagung, padi, dan lain-lain. Untuk menghindari tajuk, tanaman yang pendek harus jauh dari tanaman yang tinggi.
Langkah 8. Merapikan secara rutin tanaman sumber nitrogen

Gambar 6. Merapikan tanaman secara teratur

Pangkaslah tanaman campuran nitrogen secara teratur sekali dalam sebulan dengan tinggi 1 atau 1,5 meter dari tanah. Biarkan potongan-potongan daun dan tangkai di atas permukaan tanaman produksi. Hal ini sangat penting untuk mencegah air hujan yang jatuh. Potongan-potongan tanaman campuran nitrogen yang sudah dipangkas ini juga akan sangat bagus sebagai pupuk organik untuk tanaman permamen maupun tanaman yang berumur pendek. Dengan jalan ini maka secara otomatis kebutuhan pupuk komersial bisa dikurangi.

Langkah 9. Menerapkan rotasi tanaman

Jalan yang paling baik untuk melakukan rotasi tanaman adalah menanam tanaman serealia (gandum-ganduman) seperti jagung dan padi. Setelah itu tanaman akar seperti ubi, ubi rambat, kentang, wortel, dan lain-lain. Setelah itu tanaman kacang-kacangan seperti kacang panjang, buncis, kacang tanah, kacang kedelai, dan lain-lain. Setelah itu tanaman buah seperti cabai, melon, semangka, timun, terung, dan lain-lain. Dengan jalan ini pula, kesuburan tanah terpelihara dengan baik dan mata rantai hama juga bisa terputus.

Langkah 10. Membangun teras hijauan

Gambar 7. Terasing akan terbentuk secara alamiah

Langkah terakhir dalam menata lahan miring yaitu mencegah erosi. Hal yang perlu dilakukan adalah merawat tanaman pagar agar tetap tumbuh lebat dan sehat. Adalah hal yang umum bila kita melihat jerami, tangkai-tangkai kayu, ranting-ranting, dahan-dahan, daun-daun, batu-batuan disekitar tumbuhan pelengkap nitrogen pada pertanian dengan sistem SALT. Jika kita merawatnya dengan baik, maka semakin lama tumbuhan pelengkap nitrogen bekerja dengan baik. Areal juga akan kelihatan hijau dan indah. Perpaduan seni, keindahan, alam yang lestari serta panen yang berlimpah akan terwujud dengan teknik SALT ini.

Sumber: Asian Rural Life Development Foundation

INILAH WAKTU YANG TEPAT UNTUK MENEBANG BAMBU


Waktu yang tepat memotong bambu

Menebang bambu ada syarat-syarat yang harus di penuhi, syarat ini berkaitan dengan jam, hari, bulan serta kondisi bambu. Nah, jam, hari, bulan serta kondisi bambu yang dipilih harus tepat. Ini bertujuan agar bambu tersebut kuat dan tahan lama dan tidak mudah diserang hama. Kuncinya adalah kandungan air dalam batang bambu saat penebangan, semakin kadar air saat penebangan tinggi maka kualtas bambu semakin rendah.


Jam yang tepat untuk penebangan bambu 

Jam penebangan bambu perlu diperhatikan karena jika salah jam tebangnya maka akibatnya bambu tersebut akan mudah diserang hama. Waktu yang tepat sebaiknya menebang bambu diatas jam 12 siang tetapi jangan lebih dari waktu maghrib. Hal ini dikarenakan pada jam-jam itu kadar air pada batang bambu sudah berkurang. Untuk mengetahui ciri-cirinya dapat kita lihat pada daun bambu sudah mulai layu, jika pada pagi hari kandungan air di dalam batang bambu masih terlalu banyak sehingga kadar gula pun masih banyak, karena yang disenangi hama bambu adalah kadar gula yang ada dalam batang bambu. Jika melebih maghrib, maka daya tarik bulan akan menaikan permukaan air (pasang) sehingga batang bambu menyerap air lebih banyak sehingga kadar airnya pun meningkat lagi.

Hari yang tepat untuk menebang bambu

Hari yang tepat untuk menebang bambu adalah hari Senin, Rabu, Kamis, Jumat dan Minggu. Nah, di luar hari itu (Selasa dan Sabtu ) jangan coba – coba menebang bambu. (hal ini tidak ada kaitannya dengan duania mistis, magis). 

Alasannya dari hari Selasa dan Sabtu tidak baik untuk menebang bambu, Ini bukan karena hari itu adalah hari kurang baik atau hari sial, akan tetapi pada hari Selasa dan Sabtu bambu pada posisi sedang tumbuh, para pakar berpendapat bahwa pada hari itu bambu kembali muda karena sedang terjadi pertumbuhan sehingga kondisinya lemah maka akan mudah diserang hama. 


Bulan yang baik untuk menebang bambu

Bulan yang dimaksud adalah bulan dilangit, pada saat bulan besar (tanggal 13,14 dan 15) dua hari sebelum purnama dan saat bulan purnama, pada tanggal tersebut tidak baik untuk menebang bambu. Alasannya ?

Tanggal 13, 14 dan 15 bulan dilangait, karena air laut naik hingga batas maksimal sehingga air tanahpun naik, karena bambu adalah akar serabut maka sangat mudah untuk menyerap air dengan demikian kadar gula di dalam batang bambupun meningkat. Dengan kandungan/kadar gula yang tinggi bambu menjadi mudah diserang hama. 

Selain Jam, Hari dan bulan sebaiknya menebang bambu jangan dilakukan apabila bambu tersebut sedang keluar rebung dan bambu sudah keluar bunga. Alasannya ?

Bambu tumbuh anakan / rebung

Bambu yang sedang keluar anakan (rebung) tidak baik untuk ditebang, pada saat bambu sedang keluar rebung bambu rapuh karena seluruh tenaganya diserap anak (rebung) sehingga tidak baik untuk ditebang, tunggu hingga anakan (rebung) sudah siap pisah atau sekurang-kurangnya setinggi 3 meter atau jika dipindahkan sudah bisa tumbuh mandiri.

Bambu sudah keluar bunga

Bambu keluar bunga adalah bambu yang sedang stress dan akan mati, sehingga tidak baik untuk diambil sebagai bahan bangunan, pada kondisi seperti ini bambu mudah diserang hama (bubuk bambu).

Selain mengetahui waktu yang tepat untuk menebang bambu sebagaimana kami jelaskan di atas, para produsen bambu juga harus paham bagaimana mengawetkan batang bambu secara tradisional agar batang bambu awet dan bebas hama. Ada 5 cara tradisional dalam mengawetkan bambu, sebagai berikut:

5 Cara Mengawetkan Bambu Secara Tradisional

Bagaimana cara mengawetkan bambu secara tradisional? Sebagai bahan bangunan, bambu merupakan material alami yang mempunyai karakteristik organik. Rata-rata daya tahan bambu bisa mencapai kurang dari 3 tahun karena banyak mengandung zat gula tanpa disertai adanya unsur toksik. Bambu yang mengalami kerusakan akan mengakibatkan kekuatan, kegunaan, dan nilainya menurun drastis.

Salah satu metode yang dapat ditempuh untuk memperpanjang daya tahan bambu sebagai bahan bangunan ialah pengawetan. Proses ini sanggup menunda dan menahan terjadinya kerusakan bambu sehingga kekuatan strukturnya bakal lebih stabil. Ada kalanya pengawetan juga dilakukan dengan tujuan meningkatkan nilai estetika dan tingkat ketahanan bambu terhadap api.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan selama berlangsungnya proses pengawetan di antaranya kondisi bambu tersebut, apakah basah atau kering. Bagaimana pula wujud bambu yang akan diawetkan, apakah masih utuh, berupa bilah-bilah, atau sudah dalam bentuk kerajinan? Tinjau juga bambu yang telah diawetkan nantinya bakal digunakan untuk mendukung struktur bangunan atau pun tidak. Selain itu, faktor jumlah kebutuhan dan faktor skala pengawetan pun wajib diperhitungkan.

Indonesia sudah lama mengenal teknik pengawetan bambu secara tradisional mengingat material ini banyak sekali dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan rumah adat. Bahkan metode ini pun lumrah dikerjakan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penasaran bagaimanakah proses pengawetan tersebut dilaksanakan?

Perendaman di Air

Bambu yang direndam selama kurun waktu tertentu akan meningkatkan daya kekokohannya. Proses ini biasanya dilakukan di parit, kolam, sungai, sawah, atau laut dan berlangsung selama 3-4 bulan. Semakin lama bambu direndam, maka kualitasnya pun bakal semakin membaik. Meskipun metode pelaksanaannya sangat sederhana, namun kelemahan mengawetkan bambu dengan perendaman ialah lamanya waktu yang diperlukan dan munculnya bau tak sedap yang sangat menyengat pada hasil perendaman bambu.

Pengasapan Secara Alami

Secara tradisional, bambu juga bisa diawetkan melalui proses pengasapan. Caranya mudah sekali, bambu cukup diletakkan di langit-langit pada suatu ruangan yang cukup berasap, misalnya dapur. Seiring berjalannya waktu, tingkat kelembaban bambu tersebut akan berkurang secara perlahan-lahan. Dengan demikian, potensi kerusakan bambu akibat proses biologis dapat dihindari. Saat ini, beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang sudah mengembangkan metode pengasapan bambu menggunakan peralatan yang modern sehingga lebih efektif dan efisien.

Penebangan Waktu Tertentu

Menurut kepercayaan, menebang bambu pada waktu-waktu tertentu dapat meningkatkan daya tahannya. Masyarakat suku jawa dan sunda yakin sebaiknya bambu ditebang pada mongso kesembilan/bulan maret. Proses ini juga harus dikerjakan pada saat menjelang subuh. Keyakinan lainnya, pohon bambu ditebang ketika sedang bulan purnama agar nantinya tidak diganggu oleh hama.

Pemanggangan dengan Tungku

Pada dasarnya, metode pemanggangan ini mirip seperti cara mengawetkan kayu secara alami melalui proses pengasapan. Perbedaannya terletak pada media yang digunakan sebagai bahan pengawet. Di dalam metode pemanggangan bambu ini, kita memanfaatkan panas yang dikeluarkan oleh tungku api, bukan asap. Sehingga kondisi bambu akan menjadi lebih kering dan zat gula yang terkandung di dalamnya berubah menjadi karbon. Alhasil jamur, kumbang, dan rayap pun bakalan tidak menyukainya.

Pencelupan Memakai Kapur

Pencelupan bilah-bilah bambu ke dalam larutan kapur (CaOH2) yang mengandung kalsium karbonat juga ampuh diterapkan untuk menaikkan tingkat keawetan suatu bambu. Karakterisitik bambu yang dimasukkan ke dalam larutan ini akan berubah sifatnya menjadi kedap terhadap air. Hasilnya air pun akan sulit masuk ke dalam pori-pori bambu. Hal ini bermanfaat pada bambu tersebut yang otomatis terhindar dari serangan jamur dan kutu.

CARA SEDERHANA MEMBUAT FILTER AKUARIUM


Salah satu masalah yang sering kali dialami oleh para pemilik akuarium adalah kondisi air di dalam tangki yang cepat menjadi kotor. Warna air yang sebelumnya jernih dan bening tiba-tiba saja berubah menjadi keruh. Untuk mengatasinya, filter merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah air pada akuarium tersebut. Dengan memasang filter di akuarium ini, maka kualitas air pun dapat dipertahankan dengan baik. Sehingga Anda tak perlu repot mengurasnya setiap hari. Sayangnya filter yang dijual secara umum di pasaran memiliki kinerja yang belum begitu maksimal.

Yap, ide awal pembuatan filter akuarium custom ini dikarenakan kinerja produk-produk filter di pasaran yang memang kurang optimal dalam membersihkan air. Beberapa kekurangan yang dimiliki oleh filter akuarium standar di antaranya :
  • Performanya tidak begitu bagus. Jika jumlah ikan terlalu banyak, filter tidak sanggup menyaring kotoran di dalam air.
  • Mempengaruhi kualitas air yang disaring. Bahkan ada filter yang dapat memicu datangnya bibit penyakit yang menyerang ikan.
  • Harus sering dicek dan dirawat setiap hari karena kemampuannya tidak stabil. Bila lengah, ikan bisa mati sebab ternyata filter tidak bekerja semestinya.
  • Perawatannya sangat rumit. Anda harus sering menguras air di akuarium dan tidak dapat hanya dengan mengandalkan filter tersebut.
  • Berpengaruh besar terhadap kondisi air. Beberapa filter juga dapat mengakibatkan nafsu makan ikan tiba-tiba menurun secara drastis.

Filter yang dibuat secara khusus untuk akuarium kita sendiri terbukti dapat mengatasi masalah-masalah di atas. Bahkan bukan tak mungkin, Anda tidak perlu lagi repot menguras air di dalam akuarium tersebut selama-lamanya. Anda cukup menambahkan air yang menguap saja. Filter custom nyaris sama sekali tak membutuhkan perawatan tambahan. Anda hanya perlu mengganti kapas secara berkala agar kebersihan kapas filter tersebut tetap terjaga dengan baik. Hasilnya air akuarium pun menjadi jernih sekali dan tidak mengganggu pemandangan ketika Anda ingin menikmati keindahan panorama di akuarium.


Biaya yang diperlukan untuk membuat filter ini pun terbilang cukup murah kok. Anda bisa menggunakan botol-botol plastik bekas air minum mineral sebagai wadahnya. Begitu pula dengan bahan-bahan pengisi filter sangat gampang Anda jumpai di toko bangunan atau toko ikan hias terdekat. Anggaran yang paling besar mungkin terletak pada pengadaan pompa air rendam. Direkomendasikan Anda bisa menggunakan pompa air berkapasitas 900 liter/jam untuk standarnya. Jika Anda ingin yang kinerjanya lebih cepat lagi, maka pakailah pompa air yang kemampuannya mencapai lebih dari 2000 liter/jam.


Bahan-bahan yang Anda butuhkan di antaranya :

  • 2 buah botol plastik 2 L
  • 1 buah botol plastik 1 L
  • 4 buah pipa paralon
  • 1 buah lem paralon
  • 1 buah alat filter akuarium standar yang dilengkapi pompa
  • 2 buah keramik ring
  • 1/2 kg pasir silika kasar
  • 1 buah japmat
  • 2 kg arang aktif
  • 15 butir bioball yang bulat dan kecil
  • 1 buah batu kali atau batu putih
  • 1 wadah kapas filter akuarium

Susunlah bahan-bahan di atas sesuai dengan skema gambar desain di bawah ini ya!


KETERANGAN

Wadah sebelah kiri memakai botol plastik berkapasitas 2 liter. Kemudian wadah tersebut disambungkan ke wadah tengah menggunakan pipa paralon. Wadah tengah ini sendiri terbuat dari 2 botol plastik yang berukuran 2 liter, lalu dirangkai menjadi satu. Setelah itu, wadah tengah ini juga dihubungkan ke wadah kiri yang berukuran 1 liter memakai pipa paralon. Di wadah kanan ini terdapat lubang penutup di bagian bawahnya yang berguna untuk mengeluarkan kotoran yang mengendap di air. Ini merupakan salah satu model bagan filter air untuk akuarium yang sederhana. Silakan Anda bisa mengembangkannya sendiri.

KIAT-KIAT

Supaya filter air ini mampu bekerja terus-menerus dalam membersihkan air di akuarium sesuai dengan perencanaan, maka Anda perlu menggunakannya dengan baik dan benar. Di bawah ini merupakan kiat-kiat yang bisa Anda coba dalam mengoperasikan filter akuarium agar hasilnya maksimal!


Filter air custom di atas biasanya mulai akan bekerja secara maksimal apabila sudah dipasang minimal 7 hari di dalam akuarium. Jadi apabila dalam waktu 7 hari pemakaian akuarium Anda masih terlihat keruh, maka Anda jangan langsung menyerah. Nyalakan saja filter air tersebut terus-menerus maksimal selama seminggu lagi dan perhatikan hasilnya. Lama-kelamaan air yang terdapat di dalam akuarium ini pun akan berubah menjadi jernih secara perlahan-lahan. Barulah setelah kondisi airnya nampak bening dan stabil, Anda bisa memasukkan ikan-ikan hias ke dalam akuarium tersebut.


Wajib hukumnya bagi Anda untuk mengganti kapas filter secara berkala. Kapas yang telah kotor ditandai dari warnanya yang menjadi kehitam-hitaman. Kapas tersebut harus segera dikeluarkan dari dalam filter untuk diganti dengan kapas yang baru. Jika kebetulan sedang malas, Anda boleh sesekali mencuci kapas yang sudah kotor tadi, lalu memasangnya kembali. Tetapi hal ini tidak disarankan untuk dilakukan secara berulang-ulang ya. Mengapa? Karena walaupun sudah dicuci sampai bersih, tapi kapas yang sudah Anda cuci tersebut sebenarnya masih banyak mengandung kotoran.


Arang aktif sebagai filter kimia juga wajib diganti setiap kurun waktu tertentu. Kami sarankan Anda bisa menggantinya setidaknya setiap 3 bulan sekali. Penggantian arang aktif lama dengan arang aktif baru ini dimaksudkan supaya kinerjanya tetap terjaga dengan baik. Arang aktif tersebut tetap menyerap partikel-partikel kotoran yang terdapat di dalam air. Perlu Anda ketahui, arang yang sudah tak aktif lagi ini tidak mempunyai kemampuan untuk menyerap kotoran-kotoran yang terlarut di dalam air. Akibatnya air yang masuk ke filter saat dikeluarkan pun masih tetap mengandung kotoran.


Berikanlah pakan dalam porsi yang wajar kepada ikan-ikan hias peliharaan Anda. Jangan pernah berikan pakan tersebut dalam jumlah yang terlalu banyak. Apabila Anda memberikan pakan dalam jumlah yang berlebihan, Anda justru tidak menyayangi ikan tersebut, tetapi malah meracuninya. Soalnya sisa pakan yang tidak dimakan oleh ikan tersebut nantinya akan mengendap di dasar akuarium, kemudian berubah menjadi racun. Jadi sebaiknya berikanlah pakan sedikit demi sedikit, namun sering. Hentikan pemberian pakan bila ada cukup banyak pakan yang tidak dimakan oleh ikan dalam kurun waktu lebih dari 5 menit. Mengapa? Hal ini berarti ikan-ikan tersebut memang sudah cukup kenyang.


Saat filter ini sedang dinyalakan, Anda jangan pernah memberikan obat-obatan apapun ke dalam tangki akuarium. Hal ini dilakukan untuk mencegah berubahnya sifat obat yang dimasukkan tersebut menjadi racun. Ya, obat tersebut memang bisa berubah menjadi racun akibat sudah mengalami pemrosesan oleh media-media di dalam filter akuarium. Jadi apabila Anda berniat untuk memberikan pengobatan kepada ikan, maka sebaiknya filter di akuarium tersebut dimatikan terlebih dahulu minimal 24 jam sebelumnya. Ini merupakan trik yang paling aman dalam memberikan obat ke ikan hias.